Tidak ada danau yang tidak indah! Tetapi, adakah danau yang seindah Danau Singkarak? Sebuah danau yang menjadi primadona provinsi Sumatera Barat ini cantiknya luar biasa.
Duduk-duduk di pinggir danau, kita akan kagum dengan panorama Danau Singkarak yang bersih dan indah dikeliling perbukitan hijau di sekitarnya.
Tidak ada enceng gondok dan rumput liar tumbuh di permukaan air. Airnya tampak bening dan kinclong bagaikan genangan kaca raksasa. Udara sejuk dan hembusan angin yang semilir, membuat kita betah berlama-lama di pinggir danau ini.
Danau yang terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar ini terlihat sangat luas. Panjangnya sekitar 23 kilometer, lebar sekitar 6,5 kilometer, dan yang mengejutkan adalah kedalamannya mencapai 268 meter.
Kedalaman danau yang cukup ekstrem ini pun mempengaruhi ekosistem danau, termasuk jenis tumbuhan air dan keragaman ikannya.
Menurut penelitian, meski Danau Singkarak amat luas, namun jenis ikan air tawar yang ada di sini tidak terlalu banyak. Hanya terdapat 19 jenis ikan. Di antaranya ikan bilih, nilem, dan rinuak. Ikan bilih diperkirakan merupakan spesies ikan khas Danau Singkarak.
Kenapa Danau Singkarak miskin ikan? Ini karena pertumbuhan organisme air, seperti plankton sangat rendah. Padahal, seperti kita ketahui, plankton ini menjadi makanan ikan-ikan kecil yang dalam rantai makanan akan menjadi makanan ikan-ikan yang lebih besar.
Oleh karena plankton yang menjadi sumber awal makanan ikan-ikan kecil jumlahnya sangat terbatas, maka ikan-ikan besar pun menjadi tidak ada.
Kenapa plankton di Danau Singkarak tidak banyak? Penyebabnya adalah karena dasar danau ini sangat dalam dan tidak tertembus cahaya, sehingga plankton tidak dapat berkembangbiak dengan subur.
Apalagi, air sungai yang kaya dengan humus dan sampah-sampah organik langsung terbuang percuma di dasar danau yang dalam. Padahal, sampah-sampah organik ini mestinya bisa menjadi media pertumbuhan plankton.
Kenapa dasar Danau Singkarak begitu dalam? Para ahli geologi menduga Danau Singkarak yang berada di cekungan panjang Singkarak – Solok ini terjadi akibat amblesnya lapisan kerak bumi di bawah sesar Sumatera.
Cekungan itu lalu terisi air yang bersumber dari hutan Gunung Singgalang, Gunung Marapi, Gunung Sago, Gunung Talang, dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Bukit Barisan.
Akibat letusan gunung berapi di sekitarnya, kedua ujung lembah tertimbun material letusan sehingga air yang terkumpul di cekungan itu menjadi danau yang kita kenal sebagai Danau Singkarak.
Oleh karena danau ini diduga terbentuk dari proses pergerakan lempeng bumi, maka Danau Singkarak termasuk jenis danau tektonik.
Bagi ahli geologi, Danau Singkarak ini sangat menarik untuk diteliti. Alasannya karena danau ini diapit dua bagian sesar Sumatera yang terus bergerak, sehingga luas danau ini pun terus bergerak dan bertambah luas.
Para ahli menduga, pada awalnya Danau Singkarak ini panjangnya hanya sekitar 3 kilometer. Karena pergeseran sesar-sesar itu, perlahan-lahan panjang Danau Singkarak menjadi 8 kilometer, kemudian 13 kilometer, dan sekarang ini sudah mencapai 23 kilometer.