Danau ini terletak di Kabupaten Solok yaitu di Alahan Panjang. Danau ini terdiri dari dua buah danau, Danau Diatas terletak di pinggir jalan Padang-Muara Labuh sedangkan yang satu lagi Danau Dibawah terletak di nagari Bukit Sileh Kecamatan.
Sumatra Barat provinsi yang kaya dengan danau. Ada lima danau di sini, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang. Kecuali Danau Maninjau, empat danau lainnya terdapat di Kabupaten Solok.
Karena itu, Solok adalah kabupaten yang kaya dengan danau di Sumatera Barat. Bahkan, tiga danaunya, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang terletak di sebuah kawasan yang disebut Kawasan Danau Kembar.
Disebut Kawasan Danau Kembar, karena dua danau, yaitu Danau Diatas dan Danau Dibawah terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kawasan ini lebih dulu dikenal sebagai objek wisata karena terletak di pinggir jalan raya Padang-Muaralabuh-Kerinci.
Sedangkan Danau Talang berada sekitar 4,5 km dari kedua danau ini. Lokasinya yang berada di pinggang Gunung Talang dan jauh dari jalan raya membuat danau ini juga pernah dikenal sebagai objek wisata.Sayang letusan Gunung Talang dalam tiga tahun terakhir membuat danau ini tak bisa dikunjungi, karena masih merupakan area terlarang ke sana.
Meski memiliki tiga danau vulkanik ini, Pemerintah Kabupaten Solok menamai kawasan yang terletak di Kecamatan Lembang Jaya dan Kecamatan Lembah Gumanti ini sebagai Kawasan Wisata Danau Kembar.
Kawasan tersebut saat ini sedang dikembangkan sebagai objek wisata andalan. Tidak saja objek wisata andalan Solok, bahkan juga andalan Sumatera Barat.
Untuk mencapai kawasan ini sangat mudah. Dari Kota Padang kita bisa naik bus antarkota dalam provinsi menuju Alahan Panjang atau Muaralabuh dengan ongkos Rp10.000.
Jarak 60 km ditempuh selama 1,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok. Dalam perjalanan kita dapat melihat lokasi Pabrik PT Semen Padang yang merupakan pabrik semen tertua di Sumatera dan hamparan perkebunan teh PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Danau Kembar. Jika perjalanan ditempuh dengan kendaraan pribadi, hanya sekitar 1 jam.
Pemandangan Sepanjang Jalan
Menjelang sampai di lokasi udara akan terasa dingin dan kita sudah dapat menyaksikan Danau Diatas di sebelah kanan dari jendela mobil. Jika dengan bus umum kita harus turun di Pasar Simpang. Di sini ada dua simpang, simpang di kanan dengan jalan menurun merupakan jalan ke Danau Diatas, di mana danaunya terlihat dengan jelas karena berada di bawah.
Sedangkan simpang lainnya yang berada di kiri merupakan jalan mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung bertanya, kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah, sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau Diatas.
Itu karena meski terletak di atas bukit, ketinggian permukaan air Danau Dibawah sama tingginya dengan dasar danau Danau Diatas.
Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan lebar 2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian terdalam hanya 44 meter.
Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada ketinggian 1.566 mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan dasar air Danau Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter persegi, panjang 5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886 meter.
Begitu turun dari bus di Simpang kita bisa naik ojek ke Danau Diatas atau Danau Dibawah. Tarifnya sama, yaitu Rp2.000. Biasanya pengunjung memilih pergi ke Danau Diatas lebih dulu dengan karcis masuk Rp1.500 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk dewasa.
Di sini ada sejumlah kapal motor angkutan milik pengusaha lokal yang digunakan sebagai transportasi antar desa di sekitar danau. Kapal-kapal ini alat vital bagi petani sayur dan buah di seberang danau untuk membawa hasil pertaniannya ke Pasar Simpang. Dermaga kapal ini dikelola Angkutan Sungai, Danau, dan Perairan (ASDP).
Setiap saat kita bisa ikut naik kapal ini menuju salah satu desa untuk kemudian kembali dengan tarif pulang-pergi hanya Rp2.000. Kita bisa menyaksikan luasnya Danau Diatas dengan bukit-bukit kecil yang merupakan bagian Bukit Barisan yang mengelilinginya. Terlihat juga keramba ikan milik penduduk.
Pada Minggu atau hari libur biasanya salah satu kapal ini melayani rute wisata, yaitu keliling danau dengan tarif Rp5.000 per orang.
Tak jauh dari dermaga ada tempat yang sering dijadikan arena pemandian oleh pengunjung, terutama anak-anak. Di sekitar itu juga ada lapangan kecil di bawah rindang pohon pinus yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan oleh pengunjung.
Tak Bisa Keliling di Danau Dibawah
Berkeliling dengan kapal tidak bisa kita nikmati di Danau Dibawah. Danau ini dikelilingi sejumlah bukit yang besar dan air danau sangat jauh dari lokasi pemandangan yang dibangun pemerintah. Tak seperti di Danau Diatas, kita tidak bisa menyentuhkan tangan atau kaki ke dalam air. Hanya saja pemandangannya indah. Dari panorama ini kita juga bisa melihat Danau Diatas.
Di panorama Danau Diatas ini ada warung-warung kecil yang berjualan markisa dan terung belanda sebagai buah-buahan khas daerah ini. Juga ada yang menjual aneka bunga gunung di dalam pot kecil hingga besar. Satu pot harganya Rp5.000 hingga Rp15.000.
Ada juga yang menjual bunga kering sari gunung untuk hiasan. Bunga kering ini dikeringkan dari sejenis bunga rumput yang tumbuh di rawa di sekitar danau. Bunga rumput ini hanya muncul sekali setahun di Danau Diatas. Cara mengolahnya diambil dan dijemur, sehingga keluar sari bunganya. Seikat harganya Rp5.000 sampai Rp15.000.