Revoluzine Blogger


Diberdayakan oleh Blogger.

MUSEUM LUBANG TAMBANG MBAH SURO | SAWAH LUNTO




Lubang Mbah Suro, merupakan nama yang diberikan kepada sebuah bekas lubang tambang yang berada di Kota Sawahlunto. Ini lubang tambang pertama di Sawahlunto yang dibangun tahun 1896 oleh ”orang rantai” yang dipimpin Mbah Suro. Panjang lubang ini mencapai ratusan meter, tetapi baru 186 meter yang dipugar, dibersihkan dan diberi blower udara untuk menambah oksigen serta dilengkapi kamera pengintai (CCTV) yang bisa dipantau petugas di Gedung Info Box.

Pak Win, penjaga tempat ini dulunya supir truk pengangkut batubara di PTBA UPO dan terkena pensiun dini. Ia memimpin proyek pembukaan lubang tambang dan akhirnya menjadi “juru kunci”. Lebar lubang tambang ini 2 meter dan ketinggiannya 2 meter. Dulu lorong ini untuk mengangkut batubara dari lokasi penambangan di bawah kota Sawahlunto. Lorong ini bahkan bisa tembus hingga Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang kini menjadi Masjid Raya yang berjarak 900 meter, namun baru dipugar 186 meter dengan kedalaman 15 meter dari permukaan tanah. Menurut Pak Win, pemugaran dilakukan 22 hari, membersihkan lumpur serta memompa air yang amat banyak, lalu membuat aliran air dan paving blok untuk dasar lantai. Dinding lubang tambang sebagian besar batubara kualitas super dan sebagian lagi bata. Air masih menetes dari celah dinding batubara dan membasahi kepala.


Saat membuka lubang ini dulu semua yang ditemukan harus diserahkan ke museum, di tempat ini ditemukan tulang paha manusia, dan kemudian diserahkan. Malamnya, mulai dari Kepala Museum Rika Cheris dan pekerja kedatangan mimpi yang sama, orang rantai yang meminta tulangnya dikuburkan secara Islam di pekuburan orang rantai di atas bukit.

Lorong lubang Mbah Suro ini berakhir di seberang jalan raya. Disebelah lubang tambang, ada Museum Gudang Ransum. Mulai dari foto-foto, bekas rantai yang merantai kaki dan tangan serta batu nisan tanpa nama lengkap dalam museum tersebut. 


Jadi di lubang tambang mbah suro ini selain tempat berwisata, kita juga bisa menambah ilmu tentang perjalanan nenek moyang kita dahulu yang bekerja di tambang tersebut, serta dapat merasakan suasana lubang tambang batu bara yang alami.

Facebook Twitter RSS